Persentase Hikikomori Usia 40 Tahunan di Jepang Diduga Tinggi

Persentase Hikikomori Usia 40 Tahunan di Jepang Diduga Tinggi

Asaichi, sebuah program berita Jepang di NHK, baru-baru ini menjelaskan beberapa informasi mengenai kelompok hikikomori Jepang atau orang-orang yang menarik diri dari lingkungan sosial dengan hanya berdiam diri di dalam rumah untuk waktu yang lama dan hanya keluar kamar hanya untuk makan, mandi, bersekolah atau berbelanja. Kadang-kadang disebut sebagai "SNEPs" (Solitary Non-Employed Persons), mereka umumnya dianggap sebagai orang dewasa muda yang melalui fase sulit dalam menyesuaikan diri dengan gaya hidup mereka.

Asaichi menunjukkan bahwa persentase yang tinggi dari mereka berada diusia pertengahan (45–65 tahun), sebagian besar hidup sendiri dan pengangguran.

Hal ini terungkap pada bulan Juli lalu, ketika seorang pria 60 tahun yang mem-posting di forum online bahwa ia telah hidup sebagai hikikomori sejak berusia 18 tahun. "Selama 42 tahun, siklus hidup saya adalah makan tiga kali sehari, menonton TV, membaca majalah, dan menonton video," tegasnya. Meskipun tidak ada cara untuk mengkonfirmasi bahwa dia mengatakan yang sebenarnya, ceritanya tersebut masuk dalam statistik pemerintah.

Sebuah survei di Prefektur Yamagata di Jepang utara tahun 2013 menemukan bahwa ada 1.607 hikikomori, 717 diantaranya berusia 40 tahun atau lebih. Sebuah survei lain tahun 2014 di Prefektur Shimane, bagian utara Hiroshima, ditemukan 521 hikikomori di atas usia 40 tahun dari total 1.040 hikikomori.

Menurut sebuah survei kabinet pada tahun 2010, ditemukan sekitar 700.000 hikikomori di seluruh negeri dengan 1.550.000 lebih belum diketahui secara umum. Tapi Masaki Ikegami, penulis Otona-no Hikikomori: Hontou-ha "Soto-ni Deru Riyuu" -wo Sagashiteru Hito-tachi ("Adult Hikikomori: They're Really Searching for a Reason to Go Outside"), mengatakan bahwa survei tersebut hanya melihat orang-orang yang berusia 39 tahun atau di bawahnya, dan berdasarkan survei pemerintah daerah menunjukkan bahwa ada lebih dari satu juta hikikomori di Jepang di atas usia 40 tahun.

Penyebab fenomena sosial ini sangat kompleks. Banyak yang bekerja ketika mereka masih muda, tapi menemui kegagalan atau restrukturisasi bisnis, mereka akhirnya kehilangan pekerjaan mereka dan tidak dapat menemukan pekerjaan lain lain pada usia mereka. Mereka merasa malu pada keadaan mereka dan mengurung diri di rumah mereka untuk menghindari mengganggu keluarga mereka. Tidak sedikit yang memutuskan komunikasi dengan keluarga mereka.

Mereka yang aktif mencari pekerjaan menemukan diri mereka bingung dengan tawaran pekerjaan yang tidak bisa diandalkan, atau bertemu dengan orang-orang dengan harapan dan kualifikasi yang terlalu tinggi, atau mereka yang menawarkan upah rendah.

Beberapa prefektur mengambil langkah-langkah untuk memerangi masalah ini seperti sebuah organisasi bernama Komitto di Prefektur Akita di utara Jepang yang membantu hikikomori mencari pekerjaan, pelatihan keterampilan, dan bersosialisasi. Tapi penghalang terbesar untuk menarik keluar hikikomori ke dunia luar mungkin sikap orang yang terlibat dengan mereka. Seorang mantan pemodal menjelaskan, "Setelah saya tanpa pekerjaan rasanya seperti, nilai saya sebagai seseorang telah jatuh. Kamu seharusnya bekerja dari lulus perguruan tinggi sampai saat ini, tanpa mengubah pekerjaan terlalu banyak. Ini bukan pipa minyak atau gas, tapi setiap sendi harus dihubungkan dan tidak boleh ada kebocoran."

Sumber :
zerochan (image)
0 Komentar untuk "Persentase Hikikomori Usia 40 Tahunan di Jepang Diduga Tinggi"