Biasanya orang-orang yang mempunyai ketertarikan pada anime dan manga pernah berpikiran atau bercita-cita untuk menjadi seorang mangaka. Seperti yang tertulis pada artikel sebelumnya, untuk menjadi seorang mangaka yang sukses harus memiliki komitmen dan dedikasi yang penuh. Selain harus memiliki kemampuan yang mumpuni, jadwal kerja seorang mangaka sangatlah keras dan panjang serta penuh tekanan.
Tentu kerja keras dan tekanan dapat ditemui dalam bidang pekerjaan lain, tapi bagaimana jika seorang mangaka hanya memiliki waktu luang selama 2 jam dan didapatkan hanya satu hari seminggu ?
Jadi apakah menjadi mangaka itu menyenangkan ? ini faktanya
Berdasarkan sumber-sumber yang ada, kira-kira seperti inilah jadwal kerja seorang mangaka.
Biru : membuat "Nemu"
Kuning : istirahat makan
Abu-abu : tidur
Jingga : bertemu editor
Merah : waktu ketika asisten membantu
Putih : waktu luang di luar pekerjaan (dua jam hanya di hari Sabtu)
Sebenarnya kurang diketahui jadwal kerja ini milik mangaka siapa, tapi jika dilihat berdasarkan nama, jadwal kerja ini milik Shiibashi Hiroshi yang membuat manga "Nurarihyon no Mago".
Bagaimana dengan keasliannya ? Satu chapter manga diterbitkan satu minggu sekali, jadwal kerja ini sangatlah mungkin. Tapi seseorang bisa bosan bahkan ketika melakukan apa yang menjadi hobi atau yang menyenangkan baginya sekalipun.
Jadwal kerja yang sangat padat ini sangat memungkinan seorang mangaka bekerja terlalu keras atau overwork.
Sumber lain turut menguatkan sistem kerja overwork ini.
Salah satu pemenang 2008 Alpha Blogger Awards, Mayu Shinjo (seorang mangaka), dengan tulisannya yang berjudul "My thoughts" (思うこと), menggambarkan pengalamannya di industri manga dan hubungan yang sulit antara seniman dan editor. Dia juga menjelaskan kepada pembaca mengapa dia mengambil keputusan untuk keluar dari pekerjaannya di Shogakukan (小学 館), dia juga menceritakan tentang kesulitan profesi dan kompromi yang harus dia buat.
Tidak ada keraguan dalam pikiran saya bahwa editor dan seniman harus dianggap sama.Mangaka harus berpikir editornya sebagai "satu dari siapa saya menerima pekerjaan" dan sebaliknya, editor harus memikirkan mangaka sebagai "orang yang menggambar [manga] untuk kita".Ini adalah perasaan yang telah mendorong saya untuk melanjutkan pekerjaan saya sejauh ini.Namun, hubungan itu runtuh ketika mulai ditafsirkan sebagai "seorang artis yang menggambar jika seseorang mengatakan kepada mereka untuk menggambar" atau "seorang artis yang menggambar manga sesuai permintaan".Situasi di mana [seorang seniman manga], selama lebih dari enam bulan, menghasilkan 120 halaman setiap bulan, tanpa bisa keluar [untuk membeli makanan] di toko, tidur rata-rata 3 jam per malam - ini tidak normal.Saya tidak mengatakan bahwa mereka harus berterima kasih padaku. Karena mereka harus merasa bersyukur sendiri, tanpa diberitahu untuk merasa seperti itu.Dan itu adalah ketika Anda mulai merasa bahwa hubungan manja itu mulai mendapatkan stres.Apakah benar-benar perlu untuk mentolerir semua ini dan tidak melakukan apa yang Anda ingin lakukan ? Apakah saya harus merilis karya baru bahkan ketika saya tidak punya ide-ide baru, atau ketika itu menempatkan saya dalam keadaan sedih ?
Tentu saja mungkin tidak semua mangaka berpikiran seperti ini, semuanya kembali kepada mangaka itu sendiri dalam menyikapi tekanan dalam pekerjaannya.
Apakah menjadi mangaka itu menyenangkan ?
Sumber :
celestialkitsune.wordpress.com
globalvoicesonline.org
pixiv.net (top image)
0 Komentar untuk "Apakah Dengan Menjadi Mangaka Itu Menyenangkan ? Ini Faktanya !"